Setiap tahunnya, waktu masih sekolah, ada 3 kali masa stress yang harus dihadapi yaitu masa ujian untuk setiap catur-wulan (jaman saya sekolah dulu, ada 4 bulan per semester, jadinya ada 3 kali semester di setiap tahun). Dan biasanya waktu-waktu ini adalah waktu-waktu yang paling saya tidak suka. Dan sering kali membayangkan betapa senangnya hidup tanpa adanya ujian…. Baik ujian naik kelas maupun ujian-ujian lainnya. Ah, betapa senangnya hidup tanpa ujian….
Kemudian saya pun masuk kuliah, dan kembali adanya masa-masa menyebalkan yang harus dihadapi yaitu masa ujian, untuk kali ini untung tidak lagi 3 kali masa ujian ini terjadi setiap tahun, yang ada sekarang hanya 2 kali saja per tahunnya. Walaupun demikian, tetap saja ujian adalah waktu yang tidak menyenangkan, kurang tidur, tidak bisa main game, atau nonton TV… Ah, betapa senangnya hidup tanpa ujian….
Saya berpikir setelah selesai kuliah, tidak akan ada lagi yang namanya ujian. Tetapi sayang sekali bukan itu yang terjadi, setelah selesai kuliah, malah kadang kala masa-masa ‘ujian’ itu tetap saja ada, yaitu ‘ujian kehidupan’, masalah, problem, dan hal-hal menyebalkan lainnya.
Kadang kala saya berpikir, Why God? Mengapa Engkau memberikan kepada ku banyak sekali tantangan di hidup ini. Kita sering kali menginginkan hidup yang santai, hidup senang, dan tidak mau apa yang namanya ujian atau tantangan.
Adanya ujian ataupun pencobaan itu sebenarnya adalah hal yang Tuhan ijinkan agar kita semua dapat bertumbuh dan menjadi lebih dewasa. Dan bahkan Tuhan menginginkan agar kita dapat ‘lulus’ dari ujian-ujian kehidupan yang harus kita hadapi agar kita semakin bertumbuh dan semakin kuat dan semakin rely on God.
Alkitab di dalam surat Yakobus 1:12 berkata : Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.
Ujian yang harus kita hadapi sewaktu bersekolah adalah salah satu cara yang dipakai oleh guru kita untuk melihat apakah kita sudah mengerti pelajaran yang telah diajarkan, tanpa adanya ujian atau assignment, sama saja dengan lulus sekolah tanpa ijazah atau lulus sekolah dengan ijazah ‘tembak’.
Sama dengan perasaan sukacita pada saat kita lulus ujian sekolah, pada saat kita lulus atas ujian-ujian ataupun pencobaan-pencobaan di kehidupan ini, akan adanya sukacita dan kebahagiaan yang luar biasa yang dapat membawa kita selangkah lagi di dalam kedewasaan kita, seperti yang tertulis di Yakobus 1:12 tadi.
Apakah yang harus kita lakukan pada saat adanya ujian dan pencobaan?
Hal yang pertama adalah untuk terus mempunyai iman di dalam Kristus, berjaga-jaga dan berdoa agar Tuhan akan deliver kita dari masalah, ataupun ujian kehidupan yang kita sedang hadapi. Mar 14:38 Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan; roh memang penurut, tetapi daging lemah.”
Percayalah bahwa Tuhan Allah kita mengijinkan ‘ujian’ ini kita alami karena Ia, yang adalah Maha Tahu, mengetahui bahwa pencobaan-pencobaan yang kita alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kita dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kita dicobai Ia akan memberikan kepada kita jalan ke luar, sehingga kita dapat menanggungnya. (I Kor 10:13)
Kemudian hal berikutnya adalah untuk endure di dalam Tuhan, setia di dalam Tuhan, untuk bertahan didalam ujian atau pencobaan itu. Jangalah kita lari atau bersembunyi, melainkan biarlah kita boleh menghadapi ujian ini dan endure. Pada saat kita lari atau bersembunyi, berarti kita belom ‘lulus’, dan kalau kita belom lulus, sama seperti yang terjadi di sekolah kalau kita belom ‘lulus’, kita akan dihadapi kembali dengan ‘ujian susulan’, ujian yang sama. Kita mungkin akan dihadapi kembali oleh persoalan yang sama dan kita tidak akan dapat lulus dan ‘stuck’ kalau kita tidak endure di dalam Tuhan.
Pada saat kita endure, sama seperti Yesus yang juga endure dalam menghadapi pencobaan di padang gurun, kita akan dimenangkan dan lulus, kita akan tahu bagaimana untuk menghadapi situasi atau ujian yang ini, sehingga pada saat dihadapkan oleh situasi yang sama, kita akan tahu bagaimana untuk menang.
Di dalam menghadapi ujian, hal baik yang juga dapat kita lakukan adalah untuk meminta nasihat dan doa dari saudara saudari seiman yang hidup di dalam kebenaran Tuhan, seperti gembala kita atau pemimpin gereja kita. Sama seperti mempelajari past exam paper dalam menghadapi ujian sewaktu kuliah, dengan meminta dukungan nasihat dan doa, beban ujian ini pun dapat lebih bearable dan dapat menguatkan kita, seperti tertulis di Kisah Para Rasul 20:2 “dan dengan banyak nasihat menguatkan hati saudara-saudara di situ”. Pada saat kita tahan ujian kehidupan ini, kita akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.
Biarlah di dalam kehidupan kita, kita boleh selalu bergantung kepada Kristus yang akan memberikan kepada kita jalan keluar, asalkan kita selalu berjaga-jaga, berdoa serta endure dan setia kepada jalan kebenaran Tuhan saja.
Author – Sucipto Prakoso