Nama sebuah benda atau seseorang merupakan attribute yang penting dari orang atau benda itu. Banyak orang memberikan nama pada anaknya dengan harapan yang besar. Seorang bernama Dermawan, mengharapkan anaknya banyak berderma, nama Budi, mengharapkan anaknya berbudi baik. Begitu juga nama benda sering diambil dari gambaran fisik benda itu seperti rambutan dan durian.
Begitu juga nama Tuhan. Sebelum jaman Musa, Tuhan digambarkan dengan perbuatanNya, seperti Elohim yang berarti tuhan pencipta dan pemelihara (Kej 1:1), Elshadai yang berarti Tuhan maha kuasa, Tuhan pemberi (Kej 17:1-2), Adonai yang berarti Tuhan adalah rajaku (kej 18:3). Tak pernah sekalipun Abraham, Ishak, Yakub, Yusuf bertanya siapa nama Tuhan. Tuhan hanya member kepada mereka. Orang yang pertama yang bertanya pada Tuhan adalah Musa.
Di kitab keluaran 3:13-14, di dalam kekeras-kepalaan Musa dia bertanya kepada Tuhan “Jika umatMu betanya, siapakah kamu?”, dan untuk pertama kalinya Tuhan memberikan nama Dia, “Aku adalah Aku” yang dalam bahasa Ibraninya Haw-yaw ash-er’ Haw-yaw’ (……) yang merupakan akar kata YHWH (…) atau YAHWEH atau Jehovah. Tuhan tidak memilih nama Adonai-shadai (Raja yang maha besar), atau nama lainnya. Tuhan sangat luar biasa sehingga tak dapat dilingkup dalam satu nama. Namun sejak jaman Musa nama Tuhan selalu diawali dengan YHWH (Jehovah-Jireh, Jehova-Rophe, Jehova-Rowwi, dsb). Bahkan nama Yesus yang dalam bahasa Ibrani adalah Yosua diambil dari kata Yah-Shua atau Tuhan adalah keselamatan.
Ada beberapa intepretasi yang dapat diberikan pada nama Tuhan ini. Pertama, ini menjawab pertanyaan Musa,” Akulah satu-satunya Tuhan.” Ini menggambarkan TUHAN yang satu dan tak ada allah lain selain Dia. Tak ada tuhan lain, allah lain, kuasa lain selain daripada Dia. Dialah satu-satunya yang menciptakan yang memelihara dan yang berkuasa. Tak ada kuasa lain, hal-hal lain selain Dia. Seperti yang jelas digambarkan rasul Paulus dalam kolese 1:16, Dialah sumber segalanya, haw-yah berarti ‘the cause’ atau sumber. Dialah sumber hidup, sumber kepuasan, sumber kepenuhan, sumber kebaikan, sumber segala-galanya. Hanya pada Dialah manusia akan menemukan kepenuhan kehidupannya.
Kedua, kerena bahasa Ibrani tak memiliki future tense, hanya past dan present tense sedangkan kata ‘Haw-yah ‘ash-er’ Haw-yah’ secara harafiah dapat diterjemahkan “the causative who is the causative” yang secara tidak langsung memiliki past, present dan future tense di dalamnya. Ini menggambarkan apa yang ditulis dalam surat rasul Yohanes (Wahyu 1:8), Akulah Alpha dan Omega. Alpha adalah huruf pertama dalam huruf Yunani dan Omega adalah huruf terakhir. Dialah yang awal dab Dialah yang terakhir. Segala seusatu dalam hidup ini berawal dari Dia dan berakhir kepada Dia. Segala sesuatu dalam hidup ini berawal dari Dia dan berakhir menuju ke Dia. Jadi siapakah manusia akan mendasarkan kehidupan ini selain dari pada Dia.
Ketiga, nama Tuhan ini juga bisa berarti “ In the past I AM, in the present I AM and in the future I AM”, bagi Tuhan tak ada past, present dan future karena Dialah yang menciptakan waktu dan waktu berasal dari Dia dan Dia menguasai waktu itu sendiri. Manusia bisa berubah, kerajaan dan pemerintahan bisa berubah, ekonomi bisa berubah, iklim bisa berubah namun Tuhan tak berubah dulu sekarang dan selama-lamanya. Ini menggambarkan Tuhan yang konstan. Hal ini merupakan hal yang sangat menggembirakan, bahwa Dia taj akan berubah dahulu sekarang dan selama-lamanya. Jika Dia membuat perjanjian untuk menyelamatkan manusia melalui salib Kristus, Dia tak akan berubah kerana mood akan keputusanNya dan Dia tak akan melupakan janjiNya karena Ia adalah Tuhan yang sama. Bayangkan jika Tuhan memiliki karakter yang berubah-ubah tergantung emosi, semua janji dan keputusan tidak akan dapat dipegang. Namun Tuhan adalah Tuhan yang konstan dan tetap, ini memberikan hiburan dan kepastian pada kita.
Keempat, nama ini juga menggambarkan Tuhan yang memiliki Kuasa bahkan atas berjalannya waktu. Dia berkuasa untuk mengukir sejarah manusia. Dia berkuasa untuk merubah dan memiringkan segala kejadian di kehidupan ini. Dia berkuasa mengukir sejarah kehidupan kita. Apakah kita mau serahkan segalanya pada Dia untuk diukir menjadi kehidupan yang indah dan berarti atau kita mau menjadi sok dan sombong sehingga kita mau ukir kehidupan kita sendiri? Nama Tuhan berarti Dia memiliki kuasa atas waktu, Dia tahu segala hal yang terbaik bagi kehidupan seseorang. Pada Dialah ada harapan dan masa depan dalam kehidupan manusia.
Nama Tuhan menunjukan pada kita bahwa Dia adalah satu-satunya, Dialah sumber dari segalanya dan Dia tak akan berubah dan Dia berkuasa. Dalam nama ini Tuhan telah menunjukan siapa Dia. Kita memiliki Tuhan yang dahsyat dan ada kepastian dan harapan dalam hidup orang yang mengikuti jalan Tuhan. Biar nama ini menjadi pegangan dalam kehidupan kita dan selalu kita ingat siapa Tuhan kita sebenarnya.
Author – Lukman Setiawan