Saya suka iseng membrowse Koorong.com untuk melihat buku-buku Christianity, siapa tahu ada yang lagi sale banyak dan saya jadi tertarik untuk beli 🙂
One day, as i browsed casually, i happened to see this book with title of When God doesn’t make sense.
Saya pun membelinya dan mulai membacanya. Disini saya mengenal istilah baru yang dipakai oleh Dr James Dobson, the betrayal barrier, suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu periode dimana Tuhan seakan-akan mengecewakan umatnya atau mengacuhkan mereka.
Banyak kasus terjadi dimana seseorang baru saja lahir baru dan mengalami begitu banyak cobaan, atau bisa juga pada seseorang yang sudah bertahun-tahun melayani Dia faithfully dan tiba-tiba hidupnya mulai collapse tanpa alasan. Reaksi natural setiap orang akan bertanya, “Tuhan, kenapa Kau biarkan hal ini terjadi pada saya?”, demikian kata buku ini. Mungkin sesekali saya juga pernah bereaksi yang sama.
Satu pengalaman pribadi yang sangat berharga adalah proses aplikasi PR saya.
Di saat-saat itu saya bisa menyadari dan mengatakan betapa tangan Tuhan yang sungguh nyata-lah yang telah menopang saya dan memberikan jalan keluarnya. It was a tough time and so uncertain, dimana orangtua saya tidak mendukung rencana saya untuk meng-apply PR sehingga saya memutuskan untuk mengurus semuanya sendiri, tanpa bantuan agen, untuk meminimalisir biaya yang harus dikeluarkan.
12 March 2008, I lodged my PR application. As days gone by, kepanikan saya semakin urung. Pasalnya tidak ada kabar sama sekali dari DIMIA, kecuali menyatakan bahwa aplikasi saya sudah masuk, that’s it. Tidak ada kabar tentang progressnya atau bahkan tentang kekurangan dokumen yang ada. Months gone by and I was left to hope only in Him. No one else, nothing else.
Dan suatu malam, 16 Oktober 2008, 7 bulan setelah lodgement, saya mendapat email yang menyatakan bahwa saya mendapat Skilled-Sponsored Visa. Awalnya sempat bingung dan tak percaya, tapi setelah dibaca dengan teliti dan konfirmasi, akhirnya saya mengerti bahwa itu adalah PR yang saya nanti-nantikan. I was speechless.
Banyak hal lain yang saya alami dimana Tuhan menyatakan kuasaNya. Namun hal PR ini menjadi one of the significant milestone of my journey in Him.
Sekarang, setiap kali saya mengalami pergumulan atau tantangan, saya diingatkan, melalui pengalaman ini, bahwa pertolongannya sungguh tidak pernah terlambat.
Menyangkut dengan istilah betrayal barrier yang saya baru dapat ini, saya diingatkan untuk keep holding to the faith that we have in times of hardship.
Tidak saya sangkali bahwa ada keragu-raguan dalam diri saya bahwa Tuhan mungkin tidak akan menjawab persoalan saya ini, atau mungkin Dia akan jawab, namun bukan jawaban yang ingin saya dengar.
It is going to be hard, to walk in the mist where there seems to be no light, but God expect no more, no less than that. That is faith.
Don’t demand explanations. Don’t lean on your ability to understand. Don’t lose your faith. But do choose to trust Him, by the exercise of the will He has placed within you. The only other alternative – is despair. ( from page 89, last paragraph, When God doesn’t make sense )
Author – Gina Caswara